Harga Batu Bara Menguat Ditopang Sentimen dari China
Aktivitas pertambangan batu bara di Kaltim. (Foto: Dok iNTREN)

Harga Batu Bara Menguat Ditopang Sentimen dari China

JAKARTA, iNTREN – Harga batu bara menguat pada awal pekan ini. Hal itu ditopang sentimen dari China yang mengumumkan rencana untuk terus membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batu bara hingga 2027.

Harga batu bara Newcastle untuk April 2025 naik USD 0,65 menjadi USD 95,5 per ton. Sedangkan Mei 2025 stabil di USD 99 per ton. Sementara itu, Juni 2025 terkerek USD 0,55 menjadi USD 102,8 per ton.

Sementara itu, harga batu bara Rotterdam untuk April 2025 naik USD 1,1 menjadi USD 103,65. Sedangkan, Mei 2025 tmenguat USD 1,55 menjadi USD 102,1. Sedangkan pada Juni 2025 terkerek USD 1,6 menjadi USD 102.

Dikutip dari Reuters, Pemerintah China mengumumkan rencana untuk terus membangun PLTU berbahan bakar batu bara hingga 2027. Langkah ini akan difokuskan pada wilayah-wilayah yang membutuhkan pasokan listrik tambahan saat permintaan puncak atau untuk menjaga stabilitas jaringan listrik nasional.

Kebijakan ini tercantum dalam pedoman terbaru pemerintah yang dirilis, Senin (14/04/2025). Namun, pemerintah menyebut bahwa proyek PLTU baru ini hanya berfungsi sebagai cadangan untuk sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin, yang produksinya sangat bergantung pada kondisi cuaca.

Pemerintah juga mewajibkan agar PLTU baru dan yang telah ditingkatkan kemampuannya dapat menyesuaikan kapasitas operasional secara fleksibel untuk merespons lonjakan kebutuhan listrik.

Rencana ini muncul setelah laporan Asosiasi Batu Bara China menyebutkan bahwa konsumsi batu bara nasional diperkirakan baru akan mencapai puncaknya pada 2028. Angka ini lebih lambat dibandingkan proyeksi sebelumnya yang memperkirakan puncak konsumsi terjadi tahun ini.

Impor Batu Bara

Sementara itu, impor batu bara China pada Maret 2025 turun 6 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi 38,73 juta ton, dari sebelumnya 41,38 juta ton pada Maret 2024. Penurunan ini disebabkan oleh tingginya stok di pelabuhan dan lemahnya permintaan domestik, yang membuat harga batu bara spot menyentuh titik terendah dalam empat tahun terakhir.

Menurut data Administrasi Umum Kepabeanan China, ini merupakan penurunan tahunan pertama untuk impor batu bara sejak Maret 2022 (tidak termasuk Januari-Februari) yang biasanya terdampak oleh perayaan Imlek.

Harga batu bara domestik untuk kalori sedang (5.500 kilokalori per kilogram) tercatat sebesar 676 yuan (sekitar USD 92,70) per ton per 11 April, terendah sejak Maret 2021, berdasarkan indeks harga batu bara Bohai-Rim.

Sementara itu, para penambang di Indonesia sebagai salah satu pemasok utama China, belum menurunkan harga mengikuti tren penurunan di China. Hal ini dipicu oleh kenaikan biaya operasional dan rencana kenaikan royalti, sehingga mendorong pembangkit listrik di China untuk beralih ke pasokan batu bara dalam negeri.

Sepanjang Januari-Februari 2025, impor batu bara China tercatat melonjak ke rekor tertinggi untuk periode tersebut, mencapai 76,12 juta ton atau naik 2 persen secara tahunan. Namun penurunan pada Maret sudah diperkirakan, dan tren pelemahan diperkirakan masih berlanjut dalam beberapa bulan mendatang karena margin impor yang mengecil dan tingginya stok di pelabuhan.

Secara kumulatif, impor batu bara China dalam kuartal I-2025 tercatat sebesar 114,85 juta ton, turun tipis 0,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu 115,89 juta ton. (***)

Editor: Guntur Marchista Sunan

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *